Merlot 1995, Michael Kaiser.

Rula
2 min readOct 29, 2023

--

Udara dingin Jerman di malam hari ini membuatku menggigil, walaupun masih musim semi dan akan menuju musim dingin, tetap saja aku tak kuasa tuk bepergian keluar rumah.

Aku sudah bergelung dalam dua lapis selimut hangat selama lima belas menit sembari menunggu kekasihku yang sedang menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja.

“Lama menunggu, Liebling?

Aku menengok ke arah sumber suara dan menemukan kekasihku sedang memegang dua gelas kosong dan satu botol anggur masseto.

“Tidak. Kerjaanmu sudah selesai?”

“Sudah. Aku cepat-cepat menyelesaikannya supaya bisa bersenang-senang denganmu.” Katanya dengan hangat sembari menaruh kedua gelas dan botol wine itu ke meja.

Dia menuangkan minuman anggur tersebut ke dalam gelas dan menyodorkannya kepadaku sementara dia memegang satu gelas untuk dirinya sendiri. “Prost!” Ucap kami sembari membenturkan gelas kami tuk bersulang.

“Kenapa tiap kita quality time begini kamu selalu bawa anggur kesukaanmu itu?”

It’s merlot. Kamu selalu suka after taste anggurnya tiap kali kita ciuman, sweetheart.” Dia membuka tangannya lebar untuk memelukku.

Aku masuk ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan kedua tanganku yang memegang lehernya dengan erat, oh, dia wangi sekali. Aromanya terasa seperti bunga lily.

Aku melihat lehernya yang memiliki goresan tinta biru bermotif mawar serta rangkaian dedaunan yang melilit lengan sampai pada gambar tato mahkota di punggung tangannya. Berkali-kali aku melihat tatonya, dan tak sekalipun aku bosan melihatnya. Sungguh cantik sekali.

“I really like your tatto.” Aku menyusuri tato di lehernya itu.

“Kamu udah sering bilang gitu, cantik. Dan sebaliknya, aku juga suka namaku yang ada di jari-jarimu.”

Maksudnya adalah tato namanya.

Tangannya mulai menyusuri huruf-huruf yang berada di selingan jari-jariku. M-I-C-H-A-E-L di selingan jari tengah. Dan K-A-I-S-E-R di selingan jari manisku.

“Meine Liebe.”
Kaiser mulai menciumi punggung tanganku layaknya seorang pangeran kepada sang putri.

Kami berpandangan lagi sebelum akhirnya terbawa suasana untuk saling mencium.

“Verdammt! I want to kiss you now.” Bibirnya mendarat tepat di bibirku. Pada awalnya dia akan melumatnya dengan sangat hati-hati, tetapi beberapa detik kemudian Kaiser akan menggigit bibir bawahku. Secara refleks aku membuka bibirku.

Apa yang aku rasakan ketika berciuman dengannya hari ini? Merlot yang lembut. Didominasi oleh buah-buah beri seperti rasberi, bluberi dan sebagainya. Singkatnya, rasanya berciuman dengan Kaiser saat ini adalah lembut dan manis.

Tak lama kemudian, Kaiser melepaskan ciumannya ketika aku menepuk-nepuk bahunya.

“How was it?”

“What?”

“My taste.”

“You taste like masseto toscana 1995.”

“And you taste sweet like we usually do.”

HIIII!!!!! AKUU jarang banget kasi notes begini di akhir ceritaku, TAPIII karena sebenarnya ini CRINGE BGT ALIAS APAAN SIH AKU NULISSS APAAA HEYYYY????? (udah tau ini cringe tapi tetep diunggah CRYYYY) ok sekian terimakasihhh!!!

--

--

Rula

suka nulis dan sedang belajar untuk menulis dengan baik.